Untuk daerah luar Jawa, dan ada juga di sebagian Jawa, listrik yang dipasok PT. PLN tidak selamanya mulus-mulus 220volt sesuai yang tertera. Malahan, ada yang turunnya sangat drastis hingga tinggal 150volt. Seperti yang pernah saya jumpai di daerah Kerobokan, Kuta, Bali. Suara kompresor kulkas yang bergetar keras sekali terdengar pada saat tegangan listriknya turun. Padahal hari itu siang sekira pukul 2.00 pm.
Kenapa bisa demikian ? Pertanyaan yang bagus. Dalam skala kecil, inilah penyebabnya:
ya.. trafo ini tugasnya adalah menurunkan tegangan listrik dari kurang lebih 25.000 volt menjadi tegangan rumahan 220 volt. Dengan kemampuan (daya = watt) tertentu sesuai dengan spesifikasi trafo. Daya ini kemudian dibagi ke rumah-rumah langganan sesuai dengan permintaan daya pelanggan. Ada yang 450W, 900W, 1200W, 2200W, dan lain-lain sesuai permintaan.
Karena itu, PLN menyesuaikan kapasitas trafo ini dengan total daya yang hendak dipakai pelanggan-pelanggan, ditambah toleransi. Pernah dengar berita trafo PLN meledak ? Penyebabnya adalah total daya yang dipakai pelanggan melebihi kapasitas yang bisa disediakan oleh trafo ini. Dan itu sudah ekstrim sehingga trafo menjadi panas berlebih, dan bummm... Kalaupun trafonya kuat dan tidak sampai meladak, pasti tegangannya menjadi turun, bahkan hingga separuh. Nah, tu kan, ketemu penyebabnya...
Penurunan tegangan skala kecil ini dapat dirasakan pada pelanggan PLN rumahan yang terhubung dalam satu jalur trafo itu saja.
Sedangkan jika satu pulau Bali tegangan listriknya turun, itu sudah termasuk skala besar.
Fakta-fakta yang terjadi di lapangan yang bisa menjadi penyebab turunnya tegangan PLN skala kecil adalah:
1. Kualitas trafo yang menurun akibat usia penggunaan.
2. Penggunaan daya oleh pelanggan melebihi kapasitas trafo.
Yang nomer 2 ini, ternyata setelah diselidiki, ada intrik didalamnya. Dikota-kota besar, untuk mengajukan sambungan baru PLN bisa dibilang susah sekali. Biayanya mahal, plus kita harus menunggu lama, kadang sampai berbulan-bulan. Kenapa demikian ?
Sebelum menyetujui penyambungan baru, PLN harus evaluasi dimana jangkauan trafo sambungan baru itu. Apakah trafo itu masih tersedia kapasitasnya untuk daya yang diinginkan. Itulah kenapa lama sekali. Plus, jika ternyata daya trafo sudah tidak mencukupi, weee... masalah, tuh !
Dan... jika pemohon memaksa, biasanya (mudah-mudahan tidak) ada oknum yang meminta biaya lebih untuk melaksanakan hasrat pemohon. Jika ini terlaksana, trafonya pasti menjerit, tegangan yang keluarpun tidak lagi 220volt.
Ditambah, kalau ada yang mencuri listrik... maliing... maliing....
Mencuri listrik itu dengan cara menyambung langsung (atau yang lebih profesional menggunakan kontaktor) kabel yang masuk kerumah ke kabel besar yang langsung ke tiang listrik. Jadi sebelum meteran, tuh. Kenapa ini mempengaruhi beban trafo ? Karena, MCB (yang suka turun tuh waktu listrik rumah nge-"jeglek", seperti gambar disamping), itu adalah pembatas daya listrik rumah. Jika kita memakai listrik melebihi daya sesuai kontrak, atau terjadi korsleting, MCB akan memutus. Nah, dah dapet nih gambarannya.
Akibat-akibat yang ditimbulkan:
Waduh, ini nih.. menakutkan karena musti menyiapkan uang ekstra untuk memperbaiki pesawat elektronik. Yang jelas, bisa mati tuh pesawat. TV, CPU, Monitor, Kulkas, Freezer, Kipas Angin, AC, Dispencer, tu paling nggak tahan terhadap listrik yang naik turun.
Untuk TV dan Monitor, mungkin anda tidak tahu secara langsung efeknya. Namun, mesinnya tuh, terutama bagian Regulator/PowerSuply, bekerja keras untuk menyetabilkan tegangan. Dan, bila sudah capek, anda bisa tahu efeknya, dusss.., dan bau hangus tercium harum, peett.. TV anda mati.
AC, Kulkas, Freezer, Dispencer. Bila anda mendengar suara ber-geruduk dari mereka, lebih baik matikan saja dulu. Dengan listrik yang kurang, kompresornya tidak mampu berputar normal.
Komputer, jika susah start, atau sering restart sendiri, bisa jadi juga karena tegangan listrik kurang. (kalau nggak kena virus...!!?!) Power Suply-nya juga bekerja keras untuk menyetabilkan keluaran.
Menjengkelkan memang, namun mau gimana lagi. Bapak-bapak yang di PLNpun dibuat pusing dan dengan semangat baja mengerahkan segala kemampuan untuk menambah pasokan listrik untuk negara kita tercinta... (Amiiinn....!).
Semoga Uranium yang kita punya tidak jatuh ketangan asing sehingga kita bisa membuat PLTN di Indonesia kita... (lagi: Amiiiinnn..!)
Di gambar sebelah ini, menurut penelitian terdapat Uranium yang banyak. Dibawah tambang emas. (FreePort, Jaya Wijaya).
Minimal, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan pesawat elektronik kita ?
Jawabannya hanya satu, STAVOLT. Stabilized Voltage, adalah alat untuk menyetabilkan tegangan listrik yang naik turun menjadi rata 220volt. Jika dalam keadaan baik dan normal, stavolt mampu mengatasi naik-turunnya tegangan bahkan pada saat ekstrim. Hal itu juga tergantung pada kualitas stavolt itu sendiri.
Bahkan, pada tegangan listrik yang naik turun terus menerus, stavolt bisa lebih maksimal kerjanya. Karena, seperti sifat peralatan listrik pada umumnya, pada penggunaan kontinyu sewajarnya, peralatan listrik bisa lebih awet dari pada yang jarang-jarang dipakai. Dipasaran, terdapat banyak jenis dan merek stavolt. Anda harus jeli memilihnya. Yang saya maksud pada tulisan ini adalah stavolt yang memakai motor dan trafo silinder.
Ciri-cirinya, lebih berat, waktu pertama dihidupkan akan terdengar suara motor bergerak. Stavolt jenis ini mampu lebih tepat menyesuaikan keluaran listrik.
Kapasitas yang disediakan oleh tiap tipe-pun berbeda. Bila anda tidak tahu berapa daya yang dibutuhkan, ada baiknya anda bilang ke penjual untuk apa stavolt tersebut. Bila dananya cukup dan anda ingin menyelamatkan seluruh isi rumah, andapun dapat memakai stavolt master, dan dipasang sesudah meteran dan sebelum jalur utama rumah.
Well.. itulah bagi-bagi dikit dari SAE services, semoga berguna. Anda dapat meninggalkan comment apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, atau ada yang kurang jelas.
Kenapa bisa demikian ? Pertanyaan yang bagus. Dalam skala kecil, inilah penyebabnya:
ya.. trafo ini tugasnya adalah menurunkan tegangan listrik dari kurang lebih 25.000 volt menjadi tegangan rumahan 220 volt. Dengan kemampuan (daya = watt) tertentu sesuai dengan spesifikasi trafo. Daya ini kemudian dibagi ke rumah-rumah langganan sesuai dengan permintaan daya pelanggan. Ada yang 450W, 900W, 1200W, 2200W, dan lain-lain sesuai permintaan.
Karena itu, PLN menyesuaikan kapasitas trafo ini dengan total daya yang hendak dipakai pelanggan-pelanggan, ditambah toleransi. Pernah dengar berita trafo PLN meledak ? Penyebabnya adalah total daya yang dipakai pelanggan melebihi kapasitas yang bisa disediakan oleh trafo ini. Dan itu sudah ekstrim sehingga trafo menjadi panas berlebih, dan bummm... Kalaupun trafonya kuat dan tidak sampai meladak, pasti tegangannya menjadi turun, bahkan hingga separuh. Nah, tu kan, ketemu penyebabnya...
Penurunan tegangan skala kecil ini dapat dirasakan pada pelanggan PLN rumahan yang terhubung dalam satu jalur trafo itu saja.
Sedangkan jika satu pulau Bali tegangan listriknya turun, itu sudah termasuk skala besar.
Fakta-fakta yang terjadi di lapangan yang bisa menjadi penyebab turunnya tegangan PLN skala kecil adalah:
1. Kualitas trafo yang menurun akibat usia penggunaan.
2. Penggunaan daya oleh pelanggan melebihi kapasitas trafo.
Yang nomer 2 ini, ternyata setelah diselidiki, ada intrik didalamnya. Dikota-kota besar, untuk mengajukan sambungan baru PLN bisa dibilang susah sekali. Biayanya mahal, plus kita harus menunggu lama, kadang sampai berbulan-bulan. Kenapa demikian ?
Sebelum menyetujui penyambungan baru, PLN harus evaluasi dimana jangkauan trafo sambungan baru itu. Apakah trafo itu masih tersedia kapasitasnya untuk daya yang diinginkan. Itulah kenapa lama sekali. Plus, jika ternyata daya trafo sudah tidak mencukupi, weee... masalah, tuh !
Dan... jika pemohon memaksa, biasanya (mudah-mudahan tidak) ada oknum yang meminta biaya lebih untuk melaksanakan hasrat pemohon. Jika ini terlaksana, trafonya pasti menjerit, tegangan yang keluarpun tidak lagi 220volt.
Ditambah, kalau ada yang mencuri listrik... maliing... maliing....
Mencuri listrik itu dengan cara menyambung langsung (atau yang lebih profesional menggunakan kontaktor) kabel yang masuk kerumah ke kabel besar yang langsung ke tiang listrik. Jadi sebelum meteran, tuh. Kenapa ini mempengaruhi beban trafo ? Karena, MCB (yang suka turun tuh waktu listrik rumah nge-"jeglek", seperti gambar disamping), itu adalah pembatas daya listrik rumah. Jika kita memakai listrik melebihi daya sesuai kontrak, atau terjadi korsleting, MCB akan memutus. Nah, dah dapet nih gambarannya.
Akibat-akibat yang ditimbulkan:
Waduh, ini nih.. menakutkan karena musti menyiapkan uang ekstra untuk memperbaiki pesawat elektronik. Yang jelas, bisa mati tuh pesawat. TV, CPU, Monitor, Kulkas, Freezer, Kipas Angin, AC, Dispencer, tu paling nggak tahan terhadap listrik yang naik turun.
Untuk TV dan Monitor, mungkin anda tidak tahu secara langsung efeknya. Namun, mesinnya tuh, terutama bagian Regulator/PowerSuply, bekerja keras untuk menyetabilkan tegangan. Dan, bila sudah capek, anda bisa tahu efeknya, dusss.., dan bau hangus tercium harum, peett.. TV anda mati.
AC, Kulkas, Freezer, Dispencer. Bila anda mendengar suara ber-geruduk dari mereka, lebih baik matikan saja dulu. Dengan listrik yang kurang, kompresornya tidak mampu berputar normal.
Komputer, jika susah start, atau sering restart sendiri, bisa jadi juga karena tegangan listrik kurang. (kalau nggak kena virus...!!?!) Power Suply-nya juga bekerja keras untuk menyetabilkan keluaran.
Menjengkelkan memang, namun mau gimana lagi. Bapak-bapak yang di PLNpun dibuat pusing dan dengan semangat baja mengerahkan segala kemampuan untuk menambah pasokan listrik untuk negara kita tercinta... (Amiiinn....!).
Semoga Uranium yang kita punya tidak jatuh ketangan asing sehingga kita bisa membuat PLTN di Indonesia kita... (lagi: Amiiiinnn..!)
Di gambar sebelah ini, menurut penelitian terdapat Uranium yang banyak. Dibawah tambang emas. (FreePort, Jaya Wijaya).
Minimal, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan pesawat elektronik kita ?
Jawabannya hanya satu, STAVOLT. Stabilized Voltage, adalah alat untuk menyetabilkan tegangan listrik yang naik turun menjadi rata 220volt. Jika dalam keadaan baik dan normal, stavolt mampu mengatasi naik-turunnya tegangan bahkan pada saat ekstrim. Hal itu juga tergantung pada kualitas stavolt itu sendiri.
Bahkan, pada tegangan listrik yang naik turun terus menerus, stavolt bisa lebih maksimal kerjanya. Karena, seperti sifat peralatan listrik pada umumnya, pada penggunaan kontinyu sewajarnya, peralatan listrik bisa lebih awet dari pada yang jarang-jarang dipakai. Dipasaran, terdapat banyak jenis dan merek stavolt. Anda harus jeli memilihnya. Yang saya maksud pada tulisan ini adalah stavolt yang memakai motor dan trafo silinder.
Ciri-cirinya, lebih berat, waktu pertama dihidupkan akan terdengar suara motor bergerak. Stavolt jenis ini mampu lebih tepat menyesuaikan keluaran listrik.
Kapasitas yang disediakan oleh tiap tipe-pun berbeda. Bila anda tidak tahu berapa daya yang dibutuhkan, ada baiknya anda bilang ke penjual untuk apa stavolt tersebut. Bila dananya cukup dan anda ingin menyelamatkan seluruh isi rumah, andapun dapat memakai stavolt master, dan dipasang sesudah meteran dan sebelum jalur utama rumah.
Well.. itulah bagi-bagi dikit dari SAE services, semoga berguna. Anda dapat meninggalkan comment apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, atau ada yang kurang jelas.